Skip to main content

Pemeriksaan Atterberg Limit Untuk Batas Cair (Liquid Limit)

I. Pengertian Umum
Batas cair adalah kadar air batas dimana suatu tanah tersebut dari keadaan cair menjadi plastis.
II. Tujuan Pemeriksaan
Bertujuan untuk menentukan kadar air suatu contoh tanah pada kedaan batas cair.
Foto oleh icon0.com dari Pexels
III. Peralatan
1.    Alat batas cair standard
2.    Grooving tool Casagrande
3.    Sendok dempul
4.    Plat kaca berukuran 30 cm ± 30 cm
5.    Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
6.    Cawan
7.    Spatula
8.    Air suling
9.    Oven
10. Stop Watch
IV. Bahan Uji ( Test Sample )
Diperlukan bahan yang lewat saringan No. 40 ( 0,425 mm ) dengan:
a.            Untuk pemeriksaan batas cair      100 gram
b.            Untuk pemeriksaan batas plastis    20 gram

Bahan uji adalah bahan/tanah yang lewat saringan no. 40 ( 0,425 mm ). Dalam menentukan batas cair ini akan dibuat 4 ( empat ) sample dengan masing-masing 100 gram. Perbedaaan dari masing-masing sample terletak pada tingkat air yang diberikan pada saat mengaduk bahan uji di atas plat kaca.
V. Cara Pemeriksaan
1.    Timbang 100 gram bahan uji dan letakkan di atas plat kaca. Aduklah bahan uji tersebut dengan menggunakan spatula dan tambahkan air sedikit demi sedikit. Untuk Sample I , Tanpa mengetahui berapa banyak air yang dimasukkan lalu mengaduk bahan uji tersebut hingga homogen.
2.    Setelah bahan uji menjadi campuran yang merata maka ambil sebagian bahan uji ini dan letakkan di atas mangkok alat batas cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm. Dengan menggunakan grooving tool buatlah alur dengan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut.
3.    Buatlah alur dengan simetris dan tegak lurus.
4.    Sediakan Stopwatch dan aturlah waktunya.
5.    Putarlah alat sedemikian, sehingga mangkok naik dan jatuh dengan kecepatan dua putaran per detik.
6.    Pemutaran dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan kira-kira sepanjang 1,25 cm atau menyatu dan catat jumlah pukulan dan waktunya tepat pada saat bersinggungan.
7.    Pada pengujian kedua, menggunakan sisa bahan uji Sample I dan dengan kadar air yang berbeda dengan pengujian sebelummnya. Kadar air yang kami berikan disisni lebih sedikit dibangdingkan percobaan pertama.
8.    Dengan menggunakan spatula maka bahan uji diaduk sampai tanahnya homogen di atas plat kaca. Bahan uji yang telah homogen diletakkan di atas mangkok cassagrande, lalu ratakan permukaannya, serta ukur ketebalan bahan ujinya ± 1 cm.
9.    Catat waktu serta banyak pukulan tepat disaat bahan uji telah menyatu kira-kira sepanjang 1,25 cm.
10. Setelah itu keluarkan bahan uji dari alat batas cair lalu ambil sedikit bahan uji lalu masukkan kedalam cawan. Dengan mengetahui berat cawan sebelumnya maka timbanglah cawan beserta sample bahan uji.
11. Bahan uji dimasukkan kedalam oven dan jangan lupa memberi tanda pada setiap cawan agar percobaan kita tidak keliru.S etelah dioven selama ± 24 jam maka keluarkan bahan uji, dinginkan lalu catat beratnya. Data yang telah didapatkan ini berfungsi untuk menentukan kadar air bahan uji tersebut dan kadar air yang kita dapatkan menajadi acuan dalam mementukan Liquid limit bahan uji tersebut.
12. Ulangi percobaan sampai beberapa kali, dalam hal ini dilakukan pengujian sample sebanyak 4 kali dan dengan hasil akhir pengujian yang berbeda pada setiap percobaan.
V. Catatan
Dalam pembutan grafik batas cair kami mengambil data akhir dua bahan uji. Data yang diambil adalah hasil akhir percobaan pertama dan hasil akhir percobaan ke empat.
VI. Hasil Pengujian
1.    Sample I
Berat cawan + tanah/agregat basah ( Wcs )                   = 30 gram
Berat cawan + tanah/agregat kering (Wcds )                  = 26 gram
Berat cawan kosong (Wc )                                             = 16 gram
Berat air ( Ww ) ( Wcs – Wcds )                                     =  4 gram
Berat bahan kering ( Wds ) ( Wcds – Wc )                       = 10 gram
Kadar air ( w )                                                              = 40  %
Jumlah Pukulan                                                            = 60
Waktu                                                                         = 26 detik
2.    Sample II
Berat cawan + tanah/agregat basah ( Wcs )                    = 22 gram
Berat cawan + tanah/agregat kering (Wcds )                  = 20 gram
Berat cawan kosong (Wc )                                             = 16 gram
Berat air ( Ww ) ( Wcs – Wcds )                                     = 2 gram
Berat bahan kering ( Wds ) ( Wcds – Wc )                       = 4 gram
Kadar air ( w )                                                              = 50 %
Jumlah Pukulan                                                            = 40
Waktu                                                                         = 17 detik

3.    Sample III
Berat cawan + tanah/agregat basah ( Wcs )                   = 24 gram
Berat cawan + tanah/agregat kering (Wcds )                  = 20 gram
Berat cawan kosong (Wc )                                             = 16 gram
Berat air ( Ww ) ( Wcs – Wcds )                                     =  4 gram
Berat bahan kering ( Wds ) ( Wcds – Wc )                       =  6 gram
Kadar air ( w )                                                              = 66,66%
Jumlah Pukulan                                                            = 30
Waktu                                                                         = 23 detik
4.    Sample IV
Berat cawan + tanah/agregat basah ( Wcs )                    = 24 gram
Berat cawan + tanah/agregat kering (Wcds )                   = 20 gram
Berat cawan kosong (Wc )                                             = 14 gram
Berat air ( Ww ) ( Wcs – Wcds )                                     =  4 gram
Berat bahan kering ( Wds ) ( Wcds – Wc )                       =  6 gram
Kadar air ( w )                                                              =  66,66 %
Jumlah Pukulan                                                            =  19
Waktu                                                                         =  10 detik

Comments

Popular posts from this blog

Analisa Saringan Agregat Halus Dan Kasar

I. Pengertian Umum Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. II. Tujuan Umum Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau grafik. Foto oleh  Kenneth Carpina  dari  Pexels III. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.     Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 2.     Satu set saringan;No. 4 (4.75 mm) ; No. 8(2,36 mm) ; No. 16(1,18 mm) ; No. 30(0,600 mm) ; No. 50(0,300 mm) ; No. 100(0,150 mm) ; No. 200(0,075 mm) 3.     Mesin pengguncang saringan 4.     Kuas dan alat-alat lainnya IV. Bahan Percobaan Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak : benda uji disiapkan berdasarkan standar y...

Pemeriksaan Kadar Air Tanah ( Moisture Content Test )

I. Pengertian Umum Kadar air ( Moisture Content ) adalah perbandingan berat air terkandung dalam contoh tanah atau agregat dengan berat kering tanah / agregat. Nilai kadar air biasanya dinyatakan dalam persen (%). Apabila satuan nilai kadar air tidak dinyatakan dalam persen, maka hasil pengujian dikalikan dengan 0.01. Foto oleh  Rodolfo QuirĂ³s  dari  Pexels II. Tujuan Pemeriksaan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menetukan nilai kadar air tanah yang dikandung oleh contoh tanah atau agregat yang diambil dari lapangan (hasil pengeboran). III. Alat 1.     Cawan kedap air + tutupnya,dari logam atau aluminium, 2.     Oven,dengan pengatur suhu 30 0­ C-2000C 3.     Timbangan/Neraca Ohauss,Ketelitian 0,01 gram 4.     Dessicator/Alat pendingin 5.     Spatula 6.     Alat Tulis IV. Bahan Uji Menggunakan tanah yang tidak terganggu yang didapatkan dari hasil pemboran yaitu...

Pemboran dan Pengambilan Contoh Tanah

A. Tujuan Percobaan 1.     Mengetahui keadaan lapisan tanah bawah permukaan yang akan dijadikan sebagai landasan pondasi; 2.     Menetapkan kedalaman pengambilan contoh tanah terganggu ( disturbed sample ) dan contoh tanah tidak terganggu ( undisturbed sample ); 3.     Mendapatkan deskripsi tanah secara visual seperti jenis tanah,warna tanah,sifat-sifat tanah dan pemeriksaan tinggi muka air ; 4.     Mengambil contoh tanah terganggu ( disturbed sample ) dan contoh tanah tidak terganggu ( undisturbed sample ) dari lobang tanah yang di bor untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. B. Alat dan Bahan I. Satu unit bor tangan ( Hand Auger ),yang terdiri dari : a.     Mata bor Iwan ( Iwan Auger ) b.     Mata bor Spiral ( Helical Auger ) c.     Engkol pemutar ( Drive Hand “ T ” ) d.     Stang Bor @ 1 meter e.     Kep...